Welcomeback, Manohara, Sayonara

Pelarian Manohara Odelia Pinot Dramatis
Model yang Diperistri Pangeran Kelantan

JAKARTA - Setelah dua bulan lebih "dikurung" suaminya, Manohara Odelia Pinot, model cantik asal Indonesia yang diperistri Tengku Muhammad Fakhry, pangeran dari Kesultanan Kelantan Malaysia, akhirnya bebas. Bebasnya wanita 17 tahun pada Sabtu lalu (30/5) ketika berada di Singapura itu berlangsung dramatis.

Kemarin pagi sekitar pukul 07.30, Manohara dan ibunya, Ny Daisy Fajarina, tiba di tanah air. Kehadiran ibu dan anak itu disambut isak tangis kerabat dekatnya dan puluhan aktivis Laskar Merah Putih. Suasana haru pun pecah di Bandara Soekarno-Hatta, tempat penyambutan mereka.


Yuli Andre, kuasa hukum Daisy, mengatakan, kebebasan Manohara dari penjagaan ketat Kesultanan Kelantan itu tidak terlepas dari campur tangan pihak asing. "Kami memang minta bantuan FBI dan Kedubes AS. Mereka banyak membantu hingga Manohara berhasil pulang ke Indonesia," kata Andre.

Untuk membebaskan Manohara dari penjagaan ketat itu, keluarga dan tim pengacara berkoordinasi dengan Kedubes AS dan KBRI Singapura. Sebelumnya, diperoleh informasi dari orang dalam Kesultanan Kelantan bahwa Manohara akan ke Singapura. "Manohara ke Singapura bersama kerabat Kesultanan Kelantan untuk menjenguk Sultan Kelantan yang dirawat di Singapura," ungkapnya.

Keluarga Manohara dan kuasa hukumnya sebenarnya berniat ke Singapura Kamis lalu (28/05). Namun, lantaran khawatir terlalu mencolok dan diketahui pihak kesultanan, kepergian ditunda. "Setelah mendapatkan informasi kepastian adanya Manohara, baru pada Jumat (29/5) Daisy dan Dewi (Dewi Sri Asih, kakak Manohara) berangkat ke Singapura. Mereka hanya berdua. Hal itu bertujuan agar tidak diketahui oleh pihak Kesultanan," tutur Andre.

Menurut Andre, Manohara berhasil kabur dengan memanfaatkan kelengahan pengamanan Kesultanan Kelantan pada saat di dalam lift. Dengan nekat, Manohara me­minta tolong kepada pengelola dan penghuni hotel dengan menekan tombol emergency lift yang terdapat di dalam hotel. Polisi, pengelola hotel, dan pengunjung yang mengetahui ada orang yang meminta tolong segera bertindak. Mereka menolong Manohara. "Se­telah Manohara dapat diaman­kan, keluarga segera menjemput ­di Hotel Royal Plaza, Singapura," paparnya.

Di tanah air, untuk sementara Manohara akan tinggal di rumah ibunya, kawasan Slipi, Jakarta Ba­rat, hingga masalahnya selesai.

Mengenai penganiayaan yang dialami Manohara, Andre mengatakan, hingga saat ini penganiayaan baru berbentuk kekerasan dan perbuatan tidak menyenangkan pada hubungan suami istri. "Na­mun, mengenai penyiletan yang dilakukan pada dada Manohara, kami belum sempat meminta keterangan hingga sejauh itu," katanya.

Manohara kepada wartawan kemarin (31/5) mengatakan akan mengajukan gugatan cerai kepada suaminya. Dia menyatakan sudah tidak mencintai lagi sua­minya yang menikahinya baru seumur jagung tersebut. "Saya dari dulu ingin cerai karena sering mendapatkan tindakan kekerasan dari suami," ujarnya ke­tika jum­pa pers di Kantor Las­kar Merah Putih kemarin. Saat memberikan keterangan, Manohara mengenakan gaun krem dengan motif bunga-bunga.

Kendati mendapat perlakuan kekerasan dalam rumah tangga pada awal pernikahannya, Manohara mengaku tidak trauma terhadap laki-laki. Dia menganggap kegagalan rumah tangganya ini merupakan pelajaran dan pengalaman berarti bagi hidupnya.

Manohara mengaku tidak ingin kembali ke Kesultanan Kelantan. Mengenai perceraian, dia menyerahkannya kepada kuasa hukum dan keluarga.

Menanggapi selentingan kabar yang menyebutkan bahwa ibunya selalu meminta sejumlah uang kepada pihak kesultanan, Manohara membantah. Bahkan, dia me­ngaku heran terhadap isu yang berkembang di Indonesia itu. "Isu itu hanya untuk memojok­kan Mama. Masih saja ada yang ragu kasih sayang Mama terhadap saya. Itu kan aneh!" tegasnya.

Dalam kesempatan itu, Manohara menyatakan kecewa kepada Kedubes RI di Malaysia. Bahkan, dia minta Dubes diganti. "Harus diganti Dubes RI di Malaysia," kata Manohara setelah melaku­kan konferensi pers di Markas Merah Putih, Jalan Biak, Petojo, Jakarta Pusat, kemarin (31/5).

Kekesalan tersebut bukanlah tanpa sebab. Manohara mengaku tidak mendapat bantuan apa pun. Bahkan, baginya pihak Kedubes telah membuat pemberitaan bohong tentang dirinya. "Dia yang bilang kalau Mano seneng-seneng di KL (Kualalumpur), padahal tidak begitu," imbuhnya.

Mano juga menceritakan pernah satu waktu menelepon ke pi­hak Kedubes, tapi tidak ditanggapi. "Saya bilang ini telepon emergency, tapi dibilang tidak bisa karena sedang libur," ujarnya.

Hal senada dikisahkan sang ibun­da, Daisy, yang mengaku tidak mendapat bantuan apa-apa dari Kedutaan Indonesia di Malaysia. "Tidak ada bantuan dari Kedubes Indonesia di Malaysia. Saya hanya dapat bantuan dari Laskar Merah Putih," kata Daisy.

Daisy mengaku lega karena bisa bertemu dan berkumpul kem­bali bersama Manohara. Selain itu, dia mengaku senang putrinya bisa lepas dari siksaan yang dialami selama menikah dan tinggal di Kesultanan Kelantan. "Dengan ini jelas, saya tidak pernah meminta duit. Tidak pernah menerima apa pun. Saya bermoral," tegas Daisy.

Sepanjang melakukan konferensi pers, ibu dan anak tersebut terlihat senantiasa tersenyum bahagia. Setelah jumpa pers, Daisy menyiapkan makanan ke­sukaan anaknya. "Ini siomay ke­sukaan Mano. Habis ini katanya dia mau pempek," ucap Dai­sy lantas tertawa bersama Ma­no­hara.

Di bagian lain, Juru Bicara Departemen Luar Negeri (Deplu) Teuku Faizasyah mengatakan, ka­sus penyiksaan dan penyekapan yang terjadi pada Manohara lebih ber­sifat internal rumah tangga. Un­tuk itu, pemerintah berharap kasus tersebut tidak dibesar-besarkan dan dipolitisasi. Dia tak sepakat jika kasus pribadi itu disangkutpaut­kan dengan kredibilitas negara.

''Saya kira hal seperti ini lazim terjadi dalam berumah tangga. Jadi, terlalu jauh kalau dipaksakan pada hubungan antarnegara,'' ujar Faiza -panggilan akrab Fai­zasyah- di Jakarta tadi malam.

Namun, Faiza mengatakan, kalau­pun tuduhan Manohara ke­pada pangeran dari Kerajaan Ke­lantan itu benar, pihaknya tak segan untuk memberikan bantuan hukum. Dia pun menegaskan bahwa bentuk bantuan hukum itu juga lazim diberikan ke­pada setiap warga negara Indo­nesia (WNI). ''Tapi, tentu jika ada kasus hukum, tuntutan harus di­daftarkan di negara tersebut karena tempat kejadian (locus delicti, Red) ada di sana,'' ujarnya.

Bagaimana dengan status pernikahan Manohara? Faiza mengatakan bahwa sifat perceraian dan pernikahan antarbangsa itu tidak diatur secara khusus oleh pe­merintah. Dalam arti, prosesnya bisa saja diselesaikan secara baik-baik oleh kedua belah pihak secara kekeluargaan. ''Bagaimanapun, hendaknya tidak dicampuradukkan antara kepentingan pribadi dan negara dalam konteks ini. Walau suami Manohara itu seorang pangeran, ini kan sifatnya hubungan keluarga, bukan negara,'' tandasnya. [JP Online, Senin, 01 Juni 2009 / mos/jpnn/zul/kum]


Print this post

Sincerely,
Padhang Bulan
Layla Signature

0 komentar:

Posting Komentar

Tulis komentar TERBAIK kamu. Yang paling rajin komentar Lela review blognya dalam posting “BLOG REVIEW”. Komentar yang kreatif-inspiratif memungkinkan jadi bahan posting Lela dan pastinya.., blog kamu dapat promosi GRATIS. Thanks..

 
[Image]
WarNing !
Copy-paste diBOLEHkan asal mencantumkan url PadhangBulan.blogspot. com. Demi etika, sportivitas, solidaritas, dan saling 'cinta' diantara sesama blogger Indonesia. Share-Saran Anda
Sincerely,
Grup Padhang Bulan
"Yang suka menyendiri silakan menyepi, yang suka berbagi silakan copy code di bawah ini:"

Catatan Lela
Yahoo Online Status Indicator